Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya. (Ar-rahman :17)



Jumat, 17 Februari 2012

Between us


Likes the sun and the moon

@Mongso Beach ... Batam

Sudah terbiasa disini tampaknya, udara yang panas ketika siang hari dan dingin ketika malam hari, terlebih lagi dengan pandangan mata seluas laut biru, hari ini aku kembali ke tempat pengungsian, jam di arlojiku menunjukkan pukul sepuluh lewat lima menit, setelah semalaman tadi aku stand by di tempat pengungsian dan pulang sekitaran jam 6 pagi, aku istirahat sebentar di losmenku dan kembali bertugas kesana,
Yaa.. sebuah goncangan yang katanya berkisar 7,6 skalaritcher terjadi dua puluh hari yang lalu disini, dan entah mengapa aku kali ini  berangkat dari bandung ke batam untuk menemani mereka yang masih terpukul atas apa yang telah terjadi, its jus happen... dan kita bahkan tidak tahu apalagi yang akan terjadi...
Kekagumanku pada mereka yang tampak tegar setelah apa yang menimpa menjadikanku alasan masih tetap disini bersama sukarelawan lain, bagaimana jika hal itu terjadi padaku, kehilangan semua orang yang aku sayangi, keluargku yang biasanya selalu menemani hari-hariku tanpa izin telah pergi meninggalkanku,
The hardest day pastinya yang mereka lalui selama ini..., ternyata ada yang lebih penting dari kata cinta disini... ada ketulusan dan keikhlasan yang dapat aku ambil selama aku ada disini, bagaimana ketika aku melihat senyuman anak-anak kecil ditempat pengungsian walaupun banyak keluarga mereka yang hilang dan pergi,, terlebih lagi ketika aku bisa membuat mereka tertawa sedikit melupakan apa yang mereka lalui sekarang,
“kakak cantik... aku mau denger cerita lagi!!!” itu suara sophia, gadis 6 tahun yang juga salah satu anak yang ada di tempat pengungsian, rambutnya yang dikucir walaupun agak berantakan dan senyumannya yang lebar sangat membuat aku suka..
“iyaa.. kakak juga bawa banyak cerita lho hari ini, sophia udah sarapan?” aku membalas dengan sapaan dan senyum padanya yang tampaknya ngga sabaran untuk bermain denganku,
“Oiya... tadi aku ngobrol sama temen kakak lho,tapi aku ngga tau namanya siapa, aku baru lihat dia tadi “ cerita sophia sembari menggandeng tanganku, yaa... memang seorang anak yang sangat polos itu bisa membuat suasana hati kita menjadi bahagia, entah karena tingkah mereka yang selalu saja lucu, seperti sekarang ini di sangat erat sekali menggenggam tanganku,
Senyumanku yang ada karena sophia tiba-tiba menghilang dan kakiku berhenti mendetakkan,
Akuu berharap tidak pernah bertemu lagi dengan dia, salah satu alasanku disini untuk menghindarinya..
“tuuh.. temen kakak yang tadi aku ngobrol sama dia”
Sophia menunjuk pada orang itu yang tak berhenti mengalihkjan pandangannya.

Akuu sangat suka langit biru... seperti sekarang..,memperhatikan langit biru karena pantulan laut biru dengan hamparan pasir yang kududuki, tapi tidak untuk saat ini ketika Al ada disini, sebelumnya akuu suka keadaan ini ketika ditemani Al, untuk apada dia kesini? Ngga mungkin untuk sukarelawan juga,
“kapan pulang? Kok lama disininya?” daritadi akuu ngga mau melihat wajah bahkan melirik matanya saja aku enggan, dan sapa serta pertanyaan yang dia lontarkan sejak tadi aku jawab singkat, dan kali ini pun aku tak menjawab, aku tau jika aku mengalihkan pandangannku di balik kacamata tipis yang selalu dipakainya akan membuatku bertanya kembali, untuk apa kita dipertemukan jika akan berpisah lagi, apakah dia tidak mengerti bagaimana perasaanku ketika dia mengundangku ke acara pernikahannya dengan Farah? Apakah dia ngga tahu ketika aku ngga bisa menerima itu semua dan akhirnya aku pergi kesini untuk menghindarinya, dan buat apa dia datang kesini?? Apa dia ingin menegaskan bahwa pernikahannya tinggal tujuh hari lagi??
“kenapa kalo lama? Bukannya sebelum2 nya juga aku suka pergi lebih lama dari ini” akhirnya keluar juga beberapa kata..
“yaa... inilah yang membuat aku lebih memilih orang lain, kamu terlalu sibuk dengan urusan seperti ini, selalu siap  pergi ke tempat evakuasi..dimanapun itu tempatnya ... ngga peduli di pelosok  daerah sekalipun”
Heyyy!!!! Kenapa dia jadi mengungkit hal ini lagi?
“itu hidup aku... aku suka melakukan itu...kamu tau itu kan... bukannya sudah beberapa kali kita membicarakn hal ini, Al.” Al tidak menjawab,
“untuk apa kamu kesini? Aku tahu kamu tidak suka ke tempat yang seperti ini” lanjutku pada orang yang telah aku kenal kurang lebih lima tahun ini ketika aku masih duduk dibangku kuliah,
Al menghela nafas panjang, aku tahu saat ini dia memiliki beban pikiram, entah apa itu... pastinya salah satunya menghadapai acara pernikahannya itu.
“semuanya belum terlambat, Din. Jika kamu mau berubah,  aku akan membatalkan pernikahannya”
Ada benturan keras dikepalaku mendengar apa yang baru dikatakan Al, apa dia tidak pernah berpikir terlebih dahulu apa yang akan dikatakannya??
“aku serius. Aku ngga bisa menghabiskan hidupku dengan farah, rasa sayang aku ngga seperti yang aku rasakan untuk Dinna “ Al menyebutkan namaku agak keras,
Jika aku diposisi Farah sekarang... Al adalah pecundang... memutuskan hal yang membuat banyak orang kecewa, menghapus kebahagiaan orang banyak... termasuk aku,
“kamu menghilang tiba-tiba Din dari Bandung, ngga ada kabar.. ngga bisa dihubungi, selama ini aku nyari-nyari kamu... dan aku kesini untuk memastikan hal ini... sebelum semuanya terlambat”
“semuanya sudah terlambat Al, kamu sudah memilih orang lain... dan itu bukan aku, “ jawabku pelan .. berusaha tenang
Al menengokkan pandangannya padaku, sungguh ketika menatap mata dibalik kacamata itu.. ada perasaan bahwa aku sesungguhnya ngga ikhlas menerima ini semua,
“Cinta itu harus menerima apa adanya... jika kamu memang ingin hidup dengan aku, kamu ngga berharap perubahan dari aku.. aku suka pergi ke tempat orang-orang yang sedang perlu banyak perhatian dan kasih sayang, dan kamu harus bisa menerima itu, tapi ya... sudahlah... kamu sudah memutuskan hal ini sebulan yang lalu, dan itu adalah farah.. bukan aku, aku sudah bisa menerima ini, Al. “
“ohya?? Kamu belum bisa menerima ini... kenapa kamu hilang selama ini?”
Al pasti tahu jawabannya... entahlah kadang aku bingung, kita sama-sama telah memahami karakter masing-masing, hanya saja Al tidak suka dengan hobbyku yang seperti ini, menjadi sukarelawanan pergi ke tempat evakuasi, tapi aku sangat suka melakukan hal ini...
Aku menarik nafas panjang, ingin segera ngga ada disini dengan dia lagi, walopun aku ingin selalu bersamanya, aku tidak bisa hanya mementingkan perasaanku saja, ketika hanya aku dan Al yang bahagia tetapi banyak orang yang terluka dan kecewa karenanya,
“aku ngga bisa hidup denganmu, Al. Likes the sun and the moon.. mereka tidak pernah bertemu, mereka saling memahami... tapi tidak pernah saling menyayangi...” tanpa mengalihkan mataku aku beranjak berdiri dan meninggalkan Al, berjalan di lembutnya pasir pantai mongso di tengah matahari yang akan terbenam, yang akan digantikan olah bulan yang siap menggantikan posisinya... Bukan hanya saling memahami dan saling menggantikan... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar